My Fulbright Scholarship Story (dari yang awalnya cuma mimpi S3 ke Amerika) - Bagian I

***Disclaimer: This blog is neither an official representative of Fulbright Program nor the US Department of State. All of the information is based on personal experiences of the writer. Please refer to AMINEF’s official website for updated and further information especially for Fulbright program in Indonesia.


Pagiku cerah, matahari bersinar, kugendong tas merahku di pundak...(ga ding, ini lagi ngetik sambil selimutan)

Hi, peeps!

Hmmm sudah 2022 yaa ini. Semoga kalian selalu sehat dan damai dimanapun berada yaa.

Postingan kali ini akan seputar cerita saya dalam mendapatkan Fulbright Scholarship. Yap, betul sekali! Fulbright Scholarship adalah beasiswa prestigious di dunia (lebih dari 155 negara yang berpartisipasi). Beasiswa ini merupakan competitive and merit-based scholarship yang didanai oleh pemerintah Amerika. Untuk disciplines and fields of studynya boleh seputar kajian di bidang humanities, arts, social sciences, and science, technology, engineering, mathematics (STEM), and health (yang berhubungan dengan patient care or clinical patient gabisa yaa). Honestly, dulu saya ga berani bermimpi buat apply beasiswa ini karena udah jiper duluan, ngerasa "kayaknya aku ga sepinter itu deh buat bisa dapetin beasiswa ini". Tapiii akhirnya, di tahun 2021 memberanikan diri untuk pertama kalinya daftar beasiswa ini. Beasiswa Fulbright ini dikelola oleh The American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Kalian bisa cek segala info tentang beasiswa S2 dan S3 si Amerika di website berikut ini www.aminef.or.id. Ada juga beasiswa-beasiswa non-degree juga loh!

Pertama kali buka website mereka, tentunya ya saya langsung membaca bagian syarat-syarat terkait studi lanjut S3 nya. They have general and specific requirements. The important thing to do adalah you have to read every single requirement in detail. Intinya, mau daftar beasiswa apapun itu jangan males buat baca syarat-syaratnya ya! The applicant should be:

  • An Indonesian citizen (bukan permanent resident of the US/be currently living in the US)
  • Punya leadership qualities and show experience in community service (imho ini point penting juga)
  • Proficient in English (punya minimum TOEFL ITP score of 575, or TOEFL iBT score of 90, or IELTS score of 7.0, or Duolingo score of  110). Waktu pendaftaran 2021 kemarin saya pakai ITP guys biar hemat hehehe kalian pilih aja mau pakai sertifikat bahasa yang mana (mungkin juga kalian udah punya dan udah memenuhi standar minimum yang diminta) tapi nanti setelah lolos menjadi Fulbright candidate kalian harus tetep mengikuti tes TOEFL iBT untuk pendaftaran masuk universitas. 
  • Punya outstanding academic record (bisa ditunjukkan dari transkrip). Oh ya, minimum GPA yang disyaratkan yaitu 3.0 (4.0 scale) yaa 
  • Demonstrate that you can realistically accomplish full-time graduate study or conduct research in the US. Nah ini part yang terkait dengan kemampuan, minat, dan komitmen kalian. Jadi ibaratnya seperti apakah kalian sudah benar-benar yakin dengan major yang diambil, mungkin gak penelitian yang akan dilakukan itu selesai sesuai dengan timeline Fulbright. Jadi, pilih major/topik riset yang memang kalian inginkan yaa, terutama buat yang lanjut S3 hal ini penting banget. Jangan sampai menjalani sesuatu yang dari awal enggak minat yaa.
  • Demonstrate a strong commitment to return to Indonesia upon completion of the Fulbright scholarship program. Ini mungkin juga menjadi syarat wajib bagi beasiswa-beasiswa lainnya ya. Tujuannya kan kita sekolah untuk dapat ilmu dan pengalaman yang bisa kita bagikan ke orang lain, terutama untuk berkontribusi bagi negara kita.

On top of that, kalian harus juga mengisi form dari AMINEF (biasanya sudah disediakan template dan tinggal download aja di web mereka). Based on my experience, mengisi formulir pendaftaran bukanlah hal yang bisa dikerjakan dalam satu malam macem bikin Candi Prambanan. Kenapa begitu? karena syarat yang perlu dipenuhi sangat banyak, apalagi yang terkait dengan study objective, personal statement etc. Ini butuh menyepi semedi dulu wey! Saya kurang lebih satu bulan yaa mempersiapkan syarat-syarat tersebut. Okee, mari kita bahas satu persatu printilannya apa aja.

Pertama yaitu one-page study objective. Sederhananya, study objective itu fokus membahas tentang tujuan pendidikan yang ingin kita kejar ke depan itu seperti apa. Termasuk jurusan/specialized interest apa yang ingin kamu pelajari, professional experiences kalian apa saja yang kira-kira relevan dengan bidang yang akan ditekuni ke depan, kemudian career path kamu seperti apa nantinya. Ini harus spesifik, dan konkret yaa. Jangan terlalu umum karena itu menunjukkan kalau kalian kurang paham apa yang kalian mau dan bagaimana cara mendapatkannya. Kalian bisa membaca study objective milik orang lain untuk mendapatkan gambaran tapi bukan berarti copy paste yaa! Bagi yang ingin meminta contoh study objective saya, please reach me on my email/DM. Ingat, hanya satu halaman saja jadi perlu banget memutar otak bagian mana saja yang perlu untuk dimasukkan dan mana yang kurang oke untuk dicantumkan.

Kedua yaitu one-page personal statement. Nah ini bagian yang personal dan unik banget (ya iyalah namanya juga personal statement haha). Kita sebagai manusia mungkin punya cerita yang mirip atau punya beberapa kesamaan, tapi tetep every human is unique dan pasti cerita hidup masing-masing individu berbeda dengan yang lain. Yup, di bagian inilah kalian harus menjelaskan motivasi kalian mendaftar beasiswa ini apa. Bisa dimulai dengan menjelaskan sedikit tentang diri kalian dan mimpi kalian apa. Tapi tetep yaa harus efektif, jangan berepisode kayak serial ikatan cinta :( Tips dari saya, buatlah paragraf pertama itu semenarik mungkin. Para reviewer mungkin tidak punya banyak waktu untuk membaca ribuan personal statement dari semua yang mendaftar. Be authentic! Ini juga butuh kontemplasi dulu guys hahaha nah daripada tengah malem overthinking kan bisa dialokasikan aja waktunya untuk menyusun personal statement kalian. Jangan lupa pakai back song yang syahdu pas ngerjainnya, siapa tau idenya langsung mengalir.

Ketiga, bibliography of your written published work. Bagian ini jelas terkait dengan seberapa produktif sih kita dalam hal publikasi. Mungkin bagi teman-teman yang mau melanjutkan S2 hal ini tidak terlalu menjadi hal utama. Namun, bagi pendaftar S3, publikasi adalah salah satu yang penting dalam penilaian karena memang arah nantinya kan kita juga dituntut untuk melakukan penelitian dan publikasi. Bagi teman-teman jurusan arsitek atau desain setahu saya diminta untuk mengirimkan portofolio mereka. Jadi buat yang udah ada ancang-ancang buat daftar beasiswa ini siapin karya-karya kalian yaa gaes!

Keempat, academic writing sample. Bagian ini terkait dengan contoh tulisan akademis baik yang pernah kalian buat atau juga bisa berupa research proposal yang akan kalian gunakan untuk mendaftar ke universitas. Waktu itu saya membuat tulisan baru berupa proposal riset S3 saya ke depannya karena mikirnya biar gak dua kali kerja hehehe. Usahakan academic writing sample ini yang relevan dengan minat penelitian atau jurusan yang kalian ambil nantinya yaa.

Kelima, copy of most recent (less than two years old) TOEFL ITP or IELTS scores. "Duh harus banget ya pakai sertifikat bahasa Inggris?" yaa iyaalah Bambang jangan ngadi-ngadi mau ke Amerika tapi ga punya sertifikat bahasa Inggrisnya. Ini memang hal yang menjadi momok bagi para pencari beasiswa apapun yaa kayaknya hehehe Harus bener-bener dari jauh hari persiapannya kalau skor kalian masih jauh dari harapan. Kalian bisa les bahasa atau mungkin ada yang lebih nyaman belajar sendiri monggo. Tapi percayalah emang ga ada yang instan, kalau kita sungguh-sungguh pasti akan dibukakan jalan. Intinya, be stronger than your excuse guys!

Keenam, two letters of reference alias surat rekomendasi, either from an employer or a university lecturer. Bagi yang sudah pernah bekerja sebelumnya bisa untuk melampirkan surat rekomendasi dari atasan. Bagi yang baru lulus bisa juga melampirkan surat rekomendasi dari pembimbing skripsi/tesis kalian sebelumnya. Intinya orang tersebut haruslah yang mengetahui kompetensi dan diri kalian. Meminta surat rekomendasi ini gabisa mendadak. I repeat, ga bisa mendadak yaaa karena ga semua orang punya waktu luang wey. Dosen kalian juga orang yang sibuk. Hamdalah pemberi surat rekomendasi saya orang-orang yang hebat yang sangat sat-set-sat-set plus sangat mendukung mahasiswanya ini untuk studi lanjut. Terima kasih Bapak Ibuu Dosenku <3 sehat-sehat selaluu. Tips dari saya, kalau kalian jarang kontak dengan dosen semasa kuliah dulu bisa untuk menghubungi via email terlebih dahulu. Utarakan maksud kalian meminta surat rekomendasi untuk apa, lalu tanyakan kesediaan mereka, jangan maksa untuk cepet-cepet. Apalagi situasi kemarin kan masih pandemi yang lagi parah-parahnya sehingga apa-apa harus via online jadi segera aja untuk mengurus ini.

Ketujuh, copy of academic transcript and diploma (in original language and English translation). Bagi kalian yang ijazah dan transkripnya masih dalam bahasa Indonesia cukup PR juga yaa karena kalian harus meminta versi Englishnya ke kampus atau bisa juga ke penerjemah tersumpah. Waktu itu punya saya sudah dalam bahasa Inggris, kecuali yang ijazah UGM. Waktu itu saya langsung menghubungi akademik fakultas dan mereka sangat suportif dan mempermudah prosesnya dengan mengirimkan filenya melalui kurir karena saat itu akses masuk UGM masih terbatas due to covid-19.

Syarat kedelapan yaitu copy of valid identity document (KTP or passport). Waktu itu karena passport saya masih berlaku jadi saya pakai itu. Kalau kalian belum memiliki passport, boleh saja pakai KTP tidak masalah kok.

Syarat terakhir yang tidak kalah penting yaitu curriculum vitae. Saya menggunakan template academic CV pada umumnya yaa. Dimulai dari personal info, education and professional experience, volunteer/organizational experience, publications, awards, and recognitions. Pilih hal-hal apa saja yang paling relevan untuk dicantumkan dan yang menurut kalian bisa membuat CV kalian outstanding! Waktu itu ada ketentuan maksimal 4 halaman. Nah silahkan diatur mau pakai font size berapa biar cukup.

Masih mau mempersiapkannya dalam satu malam??? hehehe banyak kan syaratnya. Kalau untuk personal statement, study objective, dan academic writing sample memang butuh berhari-hari mengerjakannya. Tips dari saya, tulis apapun itu yang ada di pikiran kalian saat itu, Kerjain dulu aja pokoknya, jangan ditunda. Masalah edit dan grammar soal belakangan. Setelah diketik, endapkan dulu, tutup dulu, besok buka lagi. Biasanya besoknya pas cek lagi akan ada yang kalian ubah. Baca ulang dari awal, sudah koheren belum? kalau sudah, bisa dicek lagi typo atau grammatical errornya. Kalau kalian lebih nyaman untuk meminta feedback dari teman yang mahir bahasa atau yang sejurusan dengan kalian ini sangat disarankan. Jadi biar lebih tahu kekurangan tulisan kalian apa.

Ketika mengisi formulir yang kurang lebih sekitar 24 halaman itu, kalian akan diminta mengisi University Preferences alias kolom 4 nama universitas yang ingin kalian tuju. Tapi tenang, ini sifatnya masih fleksibel dan bisa berganti lagi nanti setelah diterima beasiswanya. Setelah formulir terisi semua, dokumen yang dilampirkan sudah lengkap, silahkan untuk memilih jasa pengiriman yang aman karena AMINEF meminta hard files tersebut dikirim ke kantor mereka. Ingat, jangan melebihi deadline yang sudah ditentukan. Selanjutnya, kita bisa berdoa terus agar diberikan hasil yang terbaik. Pengumuman lolos administrasi dan teknis seleksi wawancara nantinya akan diberikan via email (tidak ada tanggal pasti, tapi biasanya sekitar bulan April). Jadi sembari menunggu hasil kalian bisa latihan speaking untuk persiapan seleksi wawancara, kalau lolos kan enak udah curi start menyiapkan wawancara.

Ini penting dari seleksi awal ini adalah perhatikan setiap syarat yang diminta, penuhi sesuai aturannya, dan jangan melebihi waktu yang telah ditentukan. Jangan menunda-nunda karena ga bakal selesai kalau ditunda terus hehehe Untuk tahap-tahap selanjutnya kita jumpa di lain tulisan yaa!

For those of you who are interested in this scholarship, semangat! Break a leg!

Comments

Popular Posts

Authorship dan Etika Kontribusi: Sebuah Refleksi Pribadi dari Mahasiswa Doktoral

Tahun Ketiga PhD: Antara Tidak Terasa dan Terasa Banget

Dari Mean ke Multilevel SEM: Sebuah Perjalanan Pendewasaan Berpikir Ilmiah