Pergi by Avianti Armand
Bulan ketiga di musim penghujan. Catatan di kalender menunjukkan—ia telah pergi terlalu lama. Tanggal-tanggal yang bersilang merah. Sebenarnya, tanpa itu pun telingaku telah tahu. Beberapa kali belakangan ini aku mulai sering mendengar bunyi kunci pintu depan diputar. Selalu selepas tengah malam. Tapi tak ada yang datang. Bahkan tak ada pintu yang membuka. Cuma malam yang lewat seperti biasa. Senyap. Sebentar lagi tahun ini akan habis. Kalender yang merekam jejaknya terpaksa harus kuganti dengan yang baru. Mungkin kain sofa yang telah lusuh itu juga. Dan kap lampu berenda yang membungkuk di meja sudut. Barang itu terlalu out of date untuk gaya interior minimalis yang sedang jadi tren. Kursi rotan tua yang telah lepas ikatannya itu tampaknya juga mesti kurelakan. Sepertinya memang banyak yang harus kulepas. Cermin kuningan di dinding. Karpet persia palsu buatan Cina. Menagerie gelas warisan ibu. Tapi, rasanya, tidak bingkai-bingkai di atas piano. Foto-foto lama. Dia dan aku. ...